tag:blogger.com,1999:blog-10089487217971587682024-02-02T09:03:07.497-08:00BUNGA ANGGREKAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/09400728733799278176noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-1008948721797158768.post-38580981814461593662013-01-28T02:43:00.001-08:002013-01-28T02:43:23.800-08:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0doliL3QOK1RA9oX5nuTXlBMJ9YPKSYFwWsrde5H6tUh0W3d6EL83T_VhtGs9Kn5iMQQOOqhWP5P_HyOt5h5dXf8dnRBEyvyUv_65O5U4po8jIUElVzP4F64Zq77maHCemITax3hGUbU/s1600/bunga-anggrek1-300x225.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0doliL3QOK1RA9oX5nuTXlBMJ9YPKSYFwWsrde5H6tUh0W3d6EL83T_VhtGs9Kn5iMQQOOqhWP5P_HyOt5h5dXf8dnRBEyvyUv_65O5U4po8jIUElVzP4F64Zq77maHCemITax3hGUbU/s1600/bunga-anggrek1-300x225.jpg" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjssVl7hXWTUDfBK_hKBA3baKeDQOkBfqfXstPw-K45weGakdpZ_f0pcrVA8DvIQKleZXM15uUuKO_7kaysIkqQGgYamrDtOpx3GkKotLP3TqCqYRe4AYOXnRUI5b58NEqvZFHdnfVBp4o/s1600/bunga-anggrek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="203" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjssVl7hXWTUDfBK_hKBA3baKeDQOkBfqfXstPw-K45weGakdpZ_f0pcrVA8DvIQKleZXM15uUuKO_7kaysIkqQGgYamrDtOpx3GkKotLP3TqCqYRe4AYOXnRUI5b58NEqvZFHdnfVBp4o/s320/bunga-anggrek.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheQmoAv8qq7KChcicPe2X5h4WUiXc060CXQoclMIYCrfmq56lOhzgNaQLo8jWxmuoDJ3xlyW1SbAUDDvYye5ecxDbda98GZCa-naRt1hR1-d7VcSC10s64ge2Q6eNwRwr3F4KF5HFEckk/s1600/2b1c.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="221" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheQmoAv8qq7KChcicPe2X5h4WUiXc060CXQoclMIYCrfmq56lOhzgNaQLo8jWxmuoDJ3xlyW1SbAUDDvYye5ecxDbda98GZCa-naRt1hR1-d7VcSC10s64ge2Q6eNwRwr3F4KF5HFEckk/s320/2b1c.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPmclVCIYke02qA1P6OysyDQa0y-5rQIvO5HX7POjqxgYPnGrjR9kW8QNu1TCMz_rE1pas48QqzPiL9TLx30pamDJ1YW140GvDMmhvSB7a84hcMnLYx2TFcCuXr5f-pOZyuvUd5twxPW8/s1600/200px-Orchis_sancta_Orchi_05.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPmclVCIYke02qA1P6OysyDQa0y-5rQIvO5HX7POjqxgYPnGrjR9kW8QNu1TCMz_rE1pas48QqzPiL9TLx30pamDJ1YW140GvDMmhvSB7a84hcMnLYx2TFcCuXr5f-pOZyuvUd5twxPW8/s1600/200px-Orchis_sancta_Orchi_05.jpg" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2zOzVb4ytsfFwyjKlJx4w5me_nIfmzJ4aLeUyihyphenhyphenR8yeitXoIPDIaQ6erzpFojdkg6kFqiOzLW9d0sU7X6rkoroCC6c4OzB0vuuf2BNeqnQiUXT5fqs9rdta2N1Lyuelq43DRAPbIom0/s1600/bunga-anggrek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="203" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2zOzVb4ytsfFwyjKlJx4w5me_nIfmzJ4aLeUyihyphenhyphenR8yeitXoIPDIaQ6erzpFojdkg6kFqiOzLW9d0sU7X6rkoroCC6c4OzB0vuuf2BNeqnQiUXT5fqs9rdta2N1Lyuelq43DRAPbIom0/s320/bunga-anggrek.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMs9zrKcQV5-FOSy6EWTL5k-k3CiM7hUyhhnlWDDKOVhKTQV4aM2EQ8_R-94kVDrJU1cJBug3z_ykGDmr5CUdwbgdBjGUD0dNZgRqOsvLQhukhrPPYL-qrsG8CRDCISno3ZyU3tsbrAZo/s1600/coelogyne-pandurata-anggrek-hitam.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMs9zrKcQV5-FOSy6EWTL5k-k3CiM7hUyhhnlWDDKOVhKTQV4aM2EQ8_R-94kVDrJU1cJBug3z_ykGDmr5CUdwbgdBjGUD0dNZgRqOsvLQhukhrPPYL-qrsG8CRDCISno3ZyU3tsbrAZo/s320/coelogyne-pandurata-anggrek-hitam.jpg" width="318" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8Wf36NOLN6EPr3_o0plBs184hxfo9-qkT9I8PPxCimOSPB8udjcBR132lNcH3OwZBlvvwlLsr4xeQOaQnJAzmWtQ5ruhfbiiGc2Bc0sUNSx3kFsyaUFS8YZe-G7tiHMQvPpetJy2KpJU/s1600/Cymbidium+6429.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8Wf36NOLN6EPr3_o0plBs184hxfo9-qkT9I8PPxCimOSPB8udjcBR132lNcH3OwZBlvvwlLsr4xeQOaQnJAzmWtQ5ruhfbiiGc2Bc0sUNSx3kFsyaUFS8YZe-G7tiHMQvPpetJy2KpJU/s1600/Cymbidium+6429.jpg" /></a></div>
AKU MENGENALMU ( happy Valentin WANTRI )<br />
<br />
<div align="left">
1. SEJARAH SINGKAT</div>
<div align="left">
Anggrek merupakan tanaman bunga hias berupa
benalu
yang bunganya indah. Anggrek sudah dikenal sejak 200 tahun
lalu
dan sejak 50 tahun terakhir mulai dibudidayakan secara
luas di Indonesia.</div>
<div align="left">
2. JENIS TANAMAN</div>
<div align="left">
Jenis anggrek yang terdapat di Indonesia
termasuk
jenis yang indah antara lain: Vanda tricolor terdapat di
Jawa Barat
dan di Kaliurang, Vanda hookeriana, berwarna ungu
berbintik-bintik
berasal dari Sumatera, anggrek larat/Dendrobium
phalaenopis, anggrek
bulan/Phalaenopsis amabilis, anggrek Apple Blossom,
anggrek Paphiopedilun
praestans yang berasal dari Irian Jaya serta anggrek
Paphiopedilun
glaucophyllum yang berasal dari Jawa Tengah. Tanaman
anggrek dapat
dibedakan berdasarkan sifat hidupnya, yaitu:</div>
<ol>
<li> Anggrek Ephytis adalah jenis anggrek yang menupang
pada batang/pohon
lain tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi.
Alat yang
dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar
yang fungsinya
untuk mencari makanan adalah akar udara.</li>
<li> Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang
menempel pada
pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditumpangi,
hanya akar
lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk
mencari
makanan untuk berkembang.</li>
<li> Anggrek tanah/anggrek Terrestris adalah jenis anggrek
yang
hidup di atas tanah.</li>
</ol>
3. MANFAAT TANAMAN<br />
Manfaat utama tanaman ini adalah sebagai tanaman hias
karena bunga
anggrek mempunyai keindahan, baunya yang khas. Selain itu
anggrek
bermanfaat sebagai campuran ramuan obat-obatan, bahan
minyak wangi/minyak
rambut.<br />
4. SENTRA PENANAMAN<br />
Sentra tanaman anggrek di Eropa adalah Inggris, sedangkan
di Asia
adalah Muangthai. Di Indonesia, anggrek banyak terdapat di
Jawa
Barat, Jawa Tengah, Sumatra ataupun di Irian Jaya. <br />
5. SYARAT PERTUMBUHAN<br />
5.1. Iklim<br />
<ol>
<li> Angin tidak dan curah hujan terlalu berpengaruh
terhadap pertumbuhan
tanaman anggrek.</li>
<li> Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman
ini. Kebutuhan
cahaya berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman
anggrek.</li>
<li> Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7
derajat
C. Jika suhu udara malam berada di bawah 12,7 derajat C,
maka
daerah tersebut tidak dianjurkan untuk ditanam anggrek
(di dataran
tinggi Dieng).</li>
<li> Tanaman anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus
menerus,
akan tetapi menyukai kelembaban udara di siang hari
65-70 %.</li>
</ol>
5.2. Media Tanam<br />
Terdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu: <br />
<ol>
<li> Media untuk anggrek Ephytis dan Semi Ephytis terdiri
dari:
<ol>
<li> Serat Pakis yang telah digodok.</li>
<li>2. Kulit kayu yang dibuang getahnya.</li>
<li> Serabut kelapa yang telah direndam air selama 2
minggu.</li>
<li> Ijuk.</li>
<li> Potongan batang pohon enau.</li>
<li> Arang kayu .</li>
<li> Pecahan genting/batu bata.</li>
<li> Bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar tanaman
dan akarnya.
Untuk anggrek Semi Epirit yang akarnya menempel pada
media
untuk mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan
seperti
kompos, pupuk kandang/daun-daunan.</li>
</ol>
</li>
<li> Media untuk anggrek Terrestria : Jenis anggrek ini
hidup di
tanah maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk
kandang,
darah binatang, serat pakis dan lainnya.</li>
<li> Media untuk anggrek semi Terrestria : Bahan untuk
media anggrek
ini perlu pecahan genteng yang agak besar, ditambah
pupuk kandang
sekam/serutan kayu. Dipakai media pecahan genting,
serabut kayu,
serat pakis dan lainnya. Derajat keasaman air tanah yang
dipakai
adalah 5,2.</li>
</ol>
5.3. Ketinggian Tempat<br />
Ketinggian tempat yang cocok bagi budidaya tanaman ini
dapat dibedakan
menjadi 3 macam yaitu:<br />
<ol>
<li> Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl) : Anggrek
panas memerlukan
suhu udara 26-30 derajat C pada siang hari, 21 derajat C
pada
malam hari, dengan daerah ketinggian 0-650 meter dpl.
Contoh jenis
anggrek ini adalah:
<ol>
<li> Dendrobium phalaenopsis</li>
<li> Onchidium Papillo</li>
<li> Phaphilopedillum Bellatum</li>
</ol>
</li>
<li> Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl) : Anggrek
sedang
pada suhu udara siang hari 21 derajat C dan 15–21
derajat
C,pada malam hari, dengan ketinggian 150-1500 m dpl.</li>
<li> Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl) : Anggrek
dingin jarang
tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15-21
derajat
C di siang hari dan 9–15 derajat C pada malam hari,
dengan
ketinggian = 1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis
Cymbidium.</li>
</ol>
6. PEDOMAN BUDIDAYA<br />
6.1. Pembibitan<br />
<ol>
<li> Persyaratan Bibit : Bibit anggrek yang baik, sehat
dan unggul
mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk batang kuat,
pertumbuhan
pesat, daun subur, bunga lebat dan indah.</li>
<li> Penyebaran Biji : Bibit anggrek berasal dari biji
yang disemaikan.
Adapun penyebaran biji anggrek sebagai berikut:
<ol>
<li> Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji
harus bersih.</li>
<li> Mensterilkan biji : Sebelum biji disebar harus
disterilkan
dulu dengan 10 gram kaporit dilarutkan dalam 100 cc
air kemudian
saring kertas filter, dimasukkan ke dalam botol.
Biji dimasukan
dalam botol dan digojog 10 menit. (biji anggrek yang
semula
kuning kecoklatan berubah warna menjadi kehijauan).
Kemudian
air dibuang dan diganti dengan aquades, digojog
berulang kali
(2–3 kali).</li>
<li> Penyebaran biji anggrek : Botol-botol yang telah
disterilkan
dapat digunakan untuk menyebaran biji anggrek.
Sebelum botol
dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus
untuk
menghilangkan kuman. Untuk memasukan biji anggrek ke
dalam
botol digunakan pipet yang dibersihkan dulu dengan
cara pemanasan
di atas lampu spritus sampai merah kemudian dicelup
kedalam
spritus. Botol yang telah terbuka kemudian diisi
biji anggrek
dan diratakan keseluruh permukaan alas makanan yang
telah
disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi
di atas
spritus kemudian ditutup kembali. </li>
</ol>
</li>
<li> Teknik Penyemaian Benih :
<ol>
<li> Memeriksaan dengan mikroskop, baik atau tidaknya
biji anggrek,
yang kosong berwarna putih dan yang isi kuning
coklat/warna
lain.</li>
<li> Mempersiapkan botol yang bermulut lebar bersih
dan tidak
berwarna agar dapat meneruskan cahaya matahari yang
dibutuhkan
dan mudah dilihat.</li>
<li> Tutup botol dari kapas digulung-gulung sampai
keras, ujung
diikat tali untuk memudahkan dicopot kembali, atau
kain sisa
yang dipotong potong. Kerapatan tutup botol menjaga
agar bakteri/jamur
tidak masuk sehingga tidak terinfeksi atau
terkontaminasi.</li>
<li> Mempersiapkan lemari kaca (ent-kas) yang bersih
dari bakteri/jamur
dengan kain yang sudah dicelup formalin udara dalam
lemari
disterilkan dengan kapas dipiring dituangi formalin
supaya
menguap mensterilkan kaca (ent-kas).</li>
<li> Pembuatan sterilsasi alas makanan dan untuk
membuat alas
makanan anggrek biasanya dipakai resep Khudson C
(NORTHEN)
12 yaitu:
<ol>
<li> Ca(NO3)2H2O : 1,00 gram<br />
</li>
<li> KH2PO4 : 0,25 gram<br />
</li>
<li> MgSO47H2O : 0,25 gram<br />
</li>
<li> (NH4)2SO4 : 0,25 gram<br />
</li>
<li> Saccharose : 20 gram<br />
</li>
<li> FeSO4 4H2O : 0,25 gram<br />
</li>
<li> MnSO4 : 0,0075 gram<br />
</li>
<li> Agar-agar : 15–17,5 gram<br />
</li>
<li> Aquadest : 1000 cc</li>
</ol>
<ul>
<li>Pembuatan alas makanan diperlukan pH 5,2,
dipergunakan
pH meter/kertas pH tekstil/Indikator Paper.
Sterilisasi
dengan cara dipanaskan dalam Autoclaf yang
sampai 110
derajat C selama setengah jam atau dengan
dandang kemudian
diletakan pada tempat bersih, dengan posisi
miring, sehingga
makanan setinggi 1/2–2/3 tinggi botol (dari alas
sampai ke leher botol) dan didiamkan selama 5–7
jam
untuk mengetahui sterilisasi yang sempurna.</li>
</ul>
</li>
</ol>
</li>
<li> Pemindahan Bibit : Setelah tanaman di dalam botol
berumur 9–12
bulan terlihat besar, tumbuh akar. Dalam tingkat ini
bibit sudah
dapat dipindahkan kedalam pot penyemaian yang
berdiameter 7 cm,
12 cm atau 16 cm yang berlubang. Siapkan pecahan
genting, dan
akar pakis warna coklat, di potong dengan panjang 5–30
mm
sehingga serabutnya terlepas satu sama lainnya. Sebelum
dipakai
terlebih dulu dicuci bersih dan biarkan airnya hilang.
Akar pakis
setelah dicuci, direndam dulu dalam alas makanan selama
24 jam
yang berupa:
<ol>
<li> Urea atau ZA : 0,50 mg<br />
</li>
<li> DS, TS atau ES : 0,25 mg<br />
</li>
<li> Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg<br />
</li>
<li> Air : 1000 cc<br />
</li>
</ol>
</li>
<ul>
<li>Alaternatif lain sebagai alas makanan, dapat juga
dipakai
pupuk buatan campuran unsur N, P, K perbandingan
60:30:10 atau
dapat juga digunakan pupuk kandang yang telah dicampur
pakis
dengan perbandingan pakis: pupuk kandang = 4:1. Selain
itu dapat
digunakan kulit Pinus yang di potong kecil sebesar
biji kacang
tanah, yang telah direndam dalam alas makanan seperti
akar pakis
selama 24 jam. Untuk isian pot ini dapat juga
digunakan arang
kayu bakar/serabut kelapa yang dipotong-potong sebesar
ibu jari.
Pot yang disiapkan diisi dengan pecahan genting 1/3
tinggi pot/layah,
kemudian isi remukan pakis tersebut setinggi 1 cm di
bawah tepi
pot/layah (tidak perlu dipadatkan). Pemindahan bibit
ke dalam
pot dilakukan dengan mengeluarkan tanaman di botol
dengan memasukkan
air bersih ke dalam botol. Dengan kawat bersih
berujung seperti
huruf U, tanaman dikeluarkan satu persatu (akar lebih
dahulu).
Setelah keluar tanaman dicuci kaporit 1 % kemudian
dengan air
bersih. Seedlings (semaian) ditanam dalam pot dengan
rapat.
Apabila di dalam botol sudah terjadi kontaminasi jamur
sebaik
lebih dulu direndam di dalam antibiotic (penicillin,
streptomycin
yang telah lewat expirydatenya) 10 menit baru ditanam.
</li>
</ul>
<li> Pemindahan dari Pot Penyemaian : Setelah tanaman pada
pot penyemaian
cukup tinggi, maka tanaman dipindahkan ke pot biasa yang
berdiamater
4–6 cm, yang berisi potongan genting/batu bata merah,
kemudian
beri pakis/kulit pinus yang telah direndam dalam alas
makanan
sampai 1 cm di bawah tepi pot.</li>
</ol>
6.2. Pengolahan Media Tanam<br />
Media tanam untuk tanaman anggrek tanah dibedakan:<br />
<ol>
<li> Tanaman dalam pot (dengan diameter 7-30 cm tergantung
dari
jenis tanaman). Apabila diameter pot dipilih 25-30 cm
maka perlu
dipasang tiang di tengah-tengah pot, kemudian pot diisi
pecahan
genting. Anggrek di letakkan di tengah dan akarnya
disebar merata
dalam pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang.
Pot diisi
pupuk kandang yang telah dicampur sesuai dengan
komposisi kira-kira
2/3 dari pot.</li>
<li> Media tanam dalam tanah dengan sistim bak-bak tanam.
Bak terbuat
dari batu bata merah panjang 2 m lebar 40 cm dan tinggi
bak 2
lapis batu bata merah. Pembuatan bak ini di atas tanah
untuk menghindari
dari kebecekan, di tanah kering digali sedalam 10-20 cm
kemudian
diberi bata ukuran 40 cm x 2 m dan jarak antara
pembantas dengan
yang lain 3 cm. Tiang penahan dibuat 4 buah yang
ditancapkan ke
dalam tanah dengan ketinggian masing-masing 1,5 m.
Antara tiang
satu dengan yang lain dihubungkan dengan kayu sehingga
keempat
tiang tersebut merupakan suatu rangkaian. </li>
</ol>
6.3. Teknik Penanaman<br />
Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup
tanaman
anggrek, yaitu:<br />
<ol>
<li> Anggrek Ephytis adalah anggrek yang menupang pada
batang/pohon
lain tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi atau
ditempelin.
Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya,
sedangkan akar
yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.</li>
<li> Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang
menempel pada
pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditempel,
hanya akar
lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk
mencari
makanan untuk berkembang.</li>
<li> Anggrek tanah/anggrek Terrestris. </li>
</ol>
6.4. Pemeliharaan Tanaman<br />
<ol>
<li> Penjarangan dan Penyulaman : Penjarangan dan
penyulaman dilakukan
pada tempat yang disesuaikan dengan jenis anggrek, yang
sifatnya
epphytis atau anggrek tanah.</li>
<li> Penyiangan : Untuk tanaman anggrek pada penyiangan
pada waktu
pada kondisi di dalam botol kemudian dipisahkan ke dalam
pot-pot
yang sudah disediakan sesuai jenis anggrek.</li>
<li> Pemupukan : Unsur makro yaitu unsur yang diperlukan
dalam jumlah
besar yang meliputi: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. Untuk
unsur
mikro yaitu unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang
sedikit, antara
lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makro dan
unsur
mikro dapat diambil dari udara atau dari tanah, berupa
gas atau
air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya. Pemupukan
pada
tanaman anggrek dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:
<ol>
<li> Pemupukan untuk bibit (seedlings) dengan N, P, K.
Perbandingan
N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak dibutuhkan untuk
pembentukan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur N
diambil dari
pupuk ZA/urea, untuk P dipakai pupuk ES; DS; TS, dan
K dari
Kalium Sulfat (K2SO4). Pupuk-pupuk buatan yang
mengandung
N, P, K:
<ol>
<li> Urea : 0,6 gram untuk 1 liter air</li>
<li> ES : 0,3 gram untuk 1 liter air</li>
<li> ZK : 0,1 gram untuk 1 liter air</li>
</ol>
</li>
<li> Pemupukan untuk ukuran sedang (mid-size) dengan
N, P, K.
Perbandingan N:P:K=3:3:3 yang sama banyak disini
tidak memerlukan
tambahan pupuk, maka dapat dususun sendiri pupuk
yang mengandung
N, P, K dengan cara misalnya :
<ol>
<li> Urea : 0,3 gram untuk 1 liter air</li>
<li> DS : 0,3 gram untuk 1 liter air</li>
<li> K2SO4 : 0,3 gram untuk 1 liter air</li>
</ol>
</li>
<li> Pemupukan untuk ukuran berbunga (flowerings-size)
: Tanaman
yang sudah berbunga dipupuk dengan perbandingan
N:P:K= 1:6:1.
Teknik pemberian pupuk buatan adalah:
<ol>
<li> Dalam bentuk padat/powder yang dilakukan
dengan menaburkan
secara hati-hati, jangan tersangkut pada
daun/batangnya
yang menyebabkan daun/batang tadi dapat
terbakar.</li>
<li> Disiramkan, yang mana anggrek dapat menyerap
air dan
garam-garam yang terlarut di dalamnya. Cara ini
banyak
dilakukan dimana-mana.</li>
<li> Penyemprotan, cara ini sangat baik apabila
terjadi
pembusukan akar didalamnya, maka akarnya ditutup
plastik.Pupuk
kandang yang sering digunakan adalah kotoran
kuda, sapi,
kerbau, kambing, ayam dan lain-lain. Kebaikan
pemakaian
pupuk kandang selain mengandung bermacam-macam
unsur yang
dibutuhkan oleh tanaman juga sangat membantu
dalam penyimpanan
air, apalagi pada musim kemarau. Keburukan dari
pupuk
kandang ini adalah di dalam kotoran banyak
bateri yang
mengandung jamur. Untuk itu dianjurkan disangan
lebih
dahulu untuk menghilangkan jamur/bakteri di
dalamnya.
Pemupukan tanaman lebih baik dilakukan pada
waktu pagi-pagi
atau pada sore hari sekitar pukul 5.00 sore.</li>
</ol>
</li>
</ol>
</li>
<li> Pengairan dan Penyiraman : Sumber air untuk
penyiraman tanaman
anggrek dapat berasal dari:
<ol>
<li> Air Ledeng, baik untuk menyiram karena jernih dan
steril,
tetapi pHnya tinggi maka perlu diturunkan dengan
menambah
suatu asam misalnya HCl. PH yang baik sekitar 5,6-6.</li>
<li> Air sumur, baik untuk menyiram karena banyak
mengandung
mineral dari tanah yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman. Air
sumur di daerah kapur harus diperhatikan pHnya.</li>
<li> Air hujan, yang ditampung didalam tong-tong/bak
sangat
baik untuk menyiraman.</li>
<li> Air kali/air selokan, tetapi kita tidak tahu
pasti apakah
air itu mengandung jamur, bakteri/lumut yang bisa
mengganggu
anggrek/tidak. Kalau dilihat dari sudut isi makanan
mungkin
cukup baik. Hal perlu diperhatikan bagi petani
anggrek adalah
mengetahui sifat-sifat dari isian pot supaya bisa
mengatur
banyaknya air untuk menyiram. Adapun macam isian pot
dan sifat
diuraikan sebagai berkut:
<ol>
<li> Pecahan genting/pecahan batu merah, yang mana
mudah
menguapkan air dan sifat anggrek yang tidak
begitu senang
dengan air sehingga tidak mudah untuk lumutan.
Untuk pecahan
genting lebih kecil daya serapnya lebih banyak
dan untuk
siraman lebih sedikit.</li>
<li> Potongan sabut kelapa, pemakaian serabut
kelapa lebih
baik untuk digunakan di daerah panas karena
menyimpan
air, tetapi kalau penggunaan di daerah dingin
tidak menguntungkan
karena mudah busuk. </li>
<li> Remukan akar pakis yang hitam, keras dan baru
tidak
mudah untuk menyerap air, setelah beberapa bulan
banyak
menyerap air. Akar pakis yang coklat dan lunak
lebih mudah
menyerap dan menahan air. </li>
<li> Potongan kulit pakis, dimana media ini sukar
sekali
untuk penyerapan air, mudah terjadi penguapan.
Jika potongannya
besar, penyerapan kecil dan jika potongan kecil
penyerapan
air lebih banyak. Bagi tanaman yang sudah besar
pedoman
penyiramannya 3-7 hari sekali musim hujan dan
1-3 hari
sekali pada musim hujan. </li>
</ol>
</li>
</ol>
</li>
<li> Waktu Penyemprotan Pestisida : Obat-obatan sebaiknya
disemprotkan
pada waktu pagi hari, lebih baik pada sore hari sekitar
jam 5.00.
Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin
kurang
lebih 3 bulan sekali. Penyemprotan bagi tanaman anggrek
terserang
hama perlu dilakukan berulang-ulang 3 kali dengan jangka
waktu
tertentu (untuk kutu) daun seminggu sekali. Adapun jenis
insektisida
dan dosis yang digunakan untuk hama antara lain:
<ol>
<li> Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter air untuk
ulat pemakan
daun</li>
<li> Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air untuk ulat
pemakan
daun</li>
<li> Malathion dosis 3 gram/liter air untuk ulat,
kumbang, kutu</li>
<li> Kelthane dosis 2 gram/liter air, untuk kutu.</li>
<li> Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8
cc/10 liter,
untuk keong dan bekicot air</li>
<li> Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak
6-8 cc/10
liter, untuk keong dan bekicot air. Untuk hama
bekicot ada
2 cara pengendaliannya yaitu:
<ol>
<li> Menyebarkan obat sekitar pot anggrek dengan
mencampur
antara obat Metadeks ke dedak halus di tambah
air sedikit.</li>
<li> Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50% 25 EP
dicampur dengan
1 liter air atau 6–8 cc Folediol E 605 kedalam
air
10 liter. Kemudian pot tanaman anggrek direndam
dalam
larutan tersebut selama beberapa waktu dan
diulang satu
minggu sekali.</li>
</ol>
</li>
</ol>
</li>
</ol>
7. HAMA DAN PENYAKIT<br />
7.1. Hama<br />
<ol>
<li> Tungau/kutu perisai
<ul>
<li>Gejala: menempel pada pelepah daun; berwarna
kemerahan jumlahnya
banyak; bekas serangan berupa bercak hitam dan
merusak daun.
</li>
<li> Pengendalian: digosok dengan kapas dan air sabun;
apabila
serangan sudah parah, harus disemprot oleh
insektisida dengan
dosis 2 cc/liter.<br />
</li>
</ul>
</li>
<li> Semut
<ul>
<li>Gejala: merusak akar dan tunas muda yang
disebabkan oleh
cendawan.</li>
<li>Pengendalian: pot direndam dalam air dan ciptakan
lingkungan
bersih di sekitar rak/sebaiknya pot digantung.</li>
</ul>
</li>
<li> Belelang
<ul>
<li>Gejala: pinggiran daun rusak dengan luka bergerigi
tak beraturan.
Untuk jenis belalang berukuran kecil, perlu
pengamatan cermat.
</li>
<li>Pengendalian: segera semprotkan insektisida yang
bersifat
racun kontak/yang sistematik; bila jumlahnya sedikit
bisa
langsung dimusnahkan/dibunuh.<br />
</li>
</ul>
</li>
<li> Trips
<ul>
<li>Gejala: menempel pada buku-buku batang dan daun
muda; menimbulkan
bercak abu-abu dipermukaan daun dan merusak bunga
hingga bentuk
bunga tidak menarik. </li>
<li>Pengendalian: secara periodik dan teratur pot
anggrek disemprot
insektisida.</li>
</ul>
</li>
<li> Kutu babi
<ul>
<li>Gejala: kerusakan yang ditimbulkan seperti akibat
semut;
tapi tidak menyerang tunas daun. </li>
<li>Pengendalian: perendaman dapat mengusir kutu babi
dari pot
anggrek.</li>
</ul>
</li>
<li> Keong
<ul>
<li>Gejala: menyerang lembaran daun anggrek. </li>
<li>Pengendalian: dalam jumlah sedikit cukup
diambil/dibunuh;
bila jumlah banyak perlu memakai insektisida/dijebak
dengan
bubuk prusi.</li>
</ul>
</li>
<li> Red Spinder
<ul>
<li>Gejala: bercak putih di bagian bawah daun;
permukaan atas
menjadi kuning dan lama kelamaan daun mati. </li>
<li>Pengendalian: bila sedikit cukup diambil dengan
menggunakan
isolatip lalu dibakar/menggosok daun dengan alkohol;
apabila
banyak maka perlu menggunakan insektisida dengan
bahan aktif
diazinon, dicofol.</li>
</ul>
</li>
<li> Kumbang
<ul>
<li>Gejala: yang terserang akan berlubang-lubang
khusus kumbang
penggerek batang kerusakannya berupa lubang di
tengah batang
dan tidak nampak dari luar; Larvanya yang menetas
dari telur
merusak daun anggrek. </li>
<li>Pengendalian: menyemprotkan tanaman yang diserang
dengan
menggunakan insektisida sistemik secara rutin;
bersihkan pot
dari kepompong dan telur kumbang dengan jalan
memindahkannya
ke pot baru dan media tanam yang baru pula. </li>
</ul>
</li>
<li> Ulat daun
<ul>
<li>Gejala: menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun
maupun
bunga yang sedang mekar. </li>
<li>Pengendalian: kalau jumlahnya sedikit (2–5 ekor)
dapat
dibunuh dengan tangan; bila banyak dapat menggunakan
insektisida
sistemik; tanaman yang telah diserang sebaiknya
dipisahkan
dengan tanaman yang masih sehat.</li>
</ul>
</li>
<li> Kepik
<ul>
<li>Gejala: menghisap cairan daun tanaman anggrek,
sehingga
menyebabkan bintik putih/kuning; tanaman yang
diserang lama
kelamaan akan gundul dan tidak berhijau daun lagi. </li>
<li>Pengendalian: semprotkan insektisida yang sama
seperti untuk
membasmi serangga lainnya, seperti ulat, kumbang dan
trips.</li>
</ul>
</li>
<li> Kutu tudung
<ul>
<li>Gejala: daun menjadi kuning, tidak sehat, lalu
berwarna
coklat dan mati. </li>
<li>Pengendalian: seperti halnya membasmi ulat kumbang
dan trips.
</li>
</ul>
</li>
</ol>
7.2. Penyakit<br />
<ol>
<li> Penyakit buluk :
<ul>
<li>Sering terdapat di dalam media tanam, kultur spora
cendawan
ini terbawa oleh biji anggrek karena tutup botol
tidak steril.
</li>
<li>Gejala: biji anggrek tidak mampu berkecambah dan
persemaian
dalam botol akan gagal; kecambah yang telah tumbuh
kalau diserang
cendawan ini akan mati/layu. </li>
<li>Pengendalian: pada awal serangan media agar
dikeluarkan
dari botol, lalu botol ditutup kembali, dilakukan
dengan steriil;
kalau kecambah anggrek terlanjur besar, segera
dikeluarkan
dari botol dan dicuci dengan fungisida lalu kecambah
ditanam
dalam pot.</li>
</ul>
</li>
<li> Penyakit rebah kecambah :
<ul>
<li>Merupakan penyakit anggrek selama masih dalam
persemaian.
Penyebaran penyakit ini lewat air. </li>
<li>Gejala: semula berupa bercak kecil bening pada
permukaan
daun, lalu melebar, menulari ke atas sampai pada
titik tumbuh
pada tunas serta ke bawah hingga ujung akar,
kecambah anggrek
akan membusuk dan mati. </li>
<li>Pengendalian: bibit yang sakit sebaiknya segera
dibuang,
dibakar sampai musnah. Pot dan kumpulan kecambah
dikeringkan
dan disemprot dengan fungisida. </li>
</ul>
</li>
<li> Penyakit bercak coklat
<ul>
<li>Kecambah jenis Phalae-nopsis sangat peka terhadap
bakteri
ini, terutama pada cuaca sangat lembab. Infeksi
melalui daun
basah atau di bekas luka pada daun. Sentuhan daun
yang sakit
pada daun sehat dapat menularkan penyakit ini.</li>
<li>Gejala: bercak kecil bening pada pucuk daun. Dalam
beberapa
hari dapat meluas ke seluruh kompot, daun kecambah
anggrek
menjadi rusak dan mati. Penyakit ini sangat ganas,
karena
mematikan dan cepat menular. </li>
<li>Pengendalian: sangat sulit penyakit ini pada awal
serangan.
Pada serangan yang parah, tidak ada jalan lain
kecuali memusnahkan
seluruh kecambah anggrek.</li>
</ul>
</li>
<li> Penyakit bercak hitam
<ul>
<li>Pada tanaman anggrek yang, penyakit ini cepat
menular malalui
akar dan alat yang tidak sterill </li>
<li>Gejala: timbul warna coklat kehitaman pada bagian
tanaman
yang terserang. Mulai dari daun ke atas sampai ke
tunas dan
ke bawah hingga ujung akar. Tanaman terlambat
tumbuh, kerdil
dan mengakibatkan kematian. </li>
<li>Pengendalian: bagian yang terserang dipotong dan
dibuang
atau disemprotkan fungisida; alat-alat potong
disiram alkohol/dibakar
sebelum digunakan.</li>
</ul>
</li>
<li> Penyakit busuk akar
<ul>
<li>Penyebab: cendawan Rhizoctonia Solani.</li>
<li> Gejala: akar leher membusuk mencapai rhizoma dan
umbi batang,
daun dan umbi batang menguning, berkeriput, tipis
dan bengkok,
tanaman kerdil dan tidak sehat. </li>
<li>Pengendalian: semua bagian tanaman yang sakit
dipotong dan
dibuang; bekasnya disemprot dengan fungisida
(Benlate). </li>
</ul>
</li>
<li> Penyakit layu
<ul>
<li>Penyebab: cendawan Fusarium Oxyporium. </li>
<li>Gejala: mirip serangan penyakit busuk akar, namun
pada rhizoma
terdapat garis-garis, atau lingkaran berwarna ungu.
Pada serangan
berat, seluruh rizhoma menjadi ungu, diikuti
pembusukan pada
umbi batang, tanaman sangat tidak sehat. </li>
<li>Pengendalian: bagian yang terserang dibuang lalu
bekasnya
disemprotkan Benlate. Tanaman segera dipindahkan ke
media
tanam baru, yang masih segar dan bersih. Usahakan
terdapat
aliran udara yang lancar di sekitar tanaman. </li>
</ul>
</li>
<li> Penyakit busuk
<ul>
<li>Penyebab: cendawan Sclerotium Rolfsi. </li>
<li>Gejala: terdapat bintil-bintil kecil berwarna
coklat pada
bagian tanaman yang terkena penyakit. </li>
<li>Pengendalian: bagian tanaman yang sakit dipotong
dan dibuang.
Media tanaman dan seluruh pot didesinfektan dengan
larutan
formalin 4 % ataupun fungisida/antibiotik Natrippene
0,5 %
selama 1 jam.</li>
</ul>
</li>
<li> Penyakit bercak coklat
<ul>
<li>Gejala: bercak coklat pada permukaan daun, lalu
menyebar
keseluruh bagian tanaman. </li>
<li>Pengendalian: membuang semua bagian yang sakit,
lalu semprotkan
fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20.</li>
</ul>
</li>
<li> Penyakit busuk lunak
<ul>
<li>Penyebab: bakteri Erwinia Cartovora. </li>
<li>Gejala: daun dan akar membusuk serta berbau.
Penyakit ini
cepat sekali meluas namun khusus pada rhizoma dan
umbi batang,
penyebarannya agak lambat.</li>
<li> Penanggulangan: peralatan kebun harus steril,
bagian yang
sakit dipotong dan dibuang. Semprotkan Physan 20,
pot tanaman
disemprot dengan formalin 4 %. </li>
</ul>
</li>
<li> Penyakit bercak bercincin
<ul>
<li>Penyebab: virus TMVO (Tobacco Mozaic Virus
Odontoglos-sum).
</li>
<li>Gejala: timbul lingkaran atau garis-garis
kekuningan pada
permukaan daun. </li>
<li>Pengendalian: hanya dengan pencegahan yakni
membuang bagian
tanaman yang sakit serta menstrerilkan semua alat
potong.</li>
</ul>
</li>
<li> Penyakit Cymbidium
<ul>
<li>Penyebab: virus Mozaic Cymbidium. </li>
<li>Gejala: semula berupa bercak kekuningan lalu
muncul jaringan
mati berbintik, bergaris atau lingkaran. Khusus pada
Cattleya,
bercak tadi berwarna coklat atau hitam cekung.
Kadang ada
gejala kematian jaringan di tengah daun yang
dilingkari jaringan
normal. Daun tua banyak sekali menunjukkan adanya
bintik jaringan
yang mati. </li>
<li>Pengendalian: hanya bersifat pencegahan yaitu
membuang bagian
tanaman yang sakit, serta mensterilkan segala alat
yang dipakai.</li>
</ul>
</li>
<li> Penyakit busuk hitam
<ul>
<li>Penyebab: cendawan Phytopytora Omnivora.</li>
<li> Gejala: muncul warna kehitaman <br />
pada pangkal daun, lalu melunak dan busuk, akhirnya
daun mati.
</li>
<li>Pengendalian: semprotkan fungisida seperti Baycor
Dithane
M-45, Benlate, Ferban, Physan, Truban atau Banrot.
Untuk yang
berbentuk tepung gunakan dosis 2 gram/2 liter air.</li>
</ul>
</li>
</ol>
8. PANEN<br />
8.1. Ciri dan Umur Tanaman Berbunga<br />
Umur tanaman anggrek berbunga, tergantung jenisnya.
Umumnya tanaman
angrek dewasa berbunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai
bunga
yang dihasilkan kira-kira 2 tangkai dengan jumlah kuntum
sebanyak
20-25 kuntum pertangkai.<br />
8.2. Cara Pemetikan Bunga<br />
Untuk panen bunga anggrek perlu diperhatikan, pemotongan
dilakukan
pada jarak 2 cm dari pangkal tangkai bunga dengan
menggunakan alat
potong yang bersih.<br />
8.3. Prakiraan Produksi<br />
Bibit anggrek yang sudah dewasa dan sesudah 2 bulan
tangkai bunga
akan menghasilkan 2 tangkai dengan jumlah kuntum 20-25
kuntum/tangkai.<br />
9. PASCAPANEN<br />
9.1. Pengumpulan<br />
Pengumpulan bunga anggrek dilakukan berdasarkan
permintaan pasar.
Jenis anggrek Dendrobium dapat dipanen dalam bentuk:<br />
<ol>
<li> Tanaman muda untuk bibit</li>
<li> Tanaman dewasa untuk tanaman hias</li>
<li> Bunga potong </li>
</ol>
Tanaman muda untuk bibit biasa dijual dalam bentuk pot
kecil, sedangkan
tanaman dewasa biasanya tanaman sudah berbunga. Untuk
bunga potong
dipilih tangkai yang kuntumnya paling banyak sudah mekar
(kuncup
tersisa 1–3 kuntum).<br />
9.2. Penyortiran dan Penggolongan<br />
Bunga dipilih yang bagus, tidak kena penyakit ataupun
luka. Selanjutnya
bunga dikelompokan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
tingkat kesegaran
atau ukuran bunga dengan maksud untuk mempertahanankan
nilai jual
sehingga bunga yang bagus tidak turun harganya.<br />
9.3. Penyimpanan<br />
Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan
bunga,
sehingga dilakukan pada saat:<br />
<ol>
<li> Bunga baru saja dipetik sambil menunggu pemanen
selesai.</li>
<li> Bunga yang telah dipanen tidak segera dijual atau
diangkut.</li>
<li> Bunga mengalami perjalanan sebelum sampai ke
konsumen.</li>
</ol>
Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan
tujuan agar
penurunan mutu lebih lambat bunga tetap segar. Usaha
pengawetan
bunga dillakukan dengan cara penempatan bunga dalam
larutan pengawet
atau air hangat (38–43 derajat C) selama 2 jam. Larutan
bahan
pengawet tersebut antara lain:<br />
<ol>
<li> Larutan seven up dengan kadar 30 %.</li>
<li> 2 % larutan gula ditambah 2 gram physan (termasuk
fungisida)
dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.</li>
<li> 2 % larutan gula ditambah 2 gram 8-hydroquinoline
sulfat dan
1 gram asam sitrat per 10 liter.</li>
<li> Larutan gula kadar 4–5 % ditambah 0,2 gram quinolin
per
liter. </li>
</ol>
Pengawetan untuk bunga yang dikirim jauh adalah dengan
merendam
tangkainya dalam larutan gula dengan kadar 6–8 % selama 24
jam atau dimasukan dalam kantong plastik dan kadar karbon
dioksida
(CO2) dinaikkan dengan menggunakan es kering atau isimpan
pada ruangan
dengan kondisi udara antara 0–5 derajat C.<br />
9.4. Pengemasan dan Pengangkutan<br />
Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan dan pengawetan
bunga dendrobium
potong dipak melalui cara:<br />
<ol>
<li> Setiap sepuluh tangkai dibungkus bagian pucuk dengan
menggunakan
kantong plastik tipis, ukuran disesuaikan tergantung
panjang tangkai.</li>
<li> Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian
dibungkus
kantong plastik ukuran panjang 8 cm dan lebar 4 cm.</li>
<li> Pembungkus bunga dan pembungkus pangkal tangkai
digabungkan
selanjutnya diikat dengan karet gelang.</li>
<li> Bungkusan-bungkusan bunga disusun bersilang di dalam
kotak
karton yang berlubang sampai cukup padat.</li>
<li> Kotak karton ditutup rapat dengan menggunakan carton
tape.
</li>
</ol>
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN<br />
10.1. Analisis Usaha Budidaya<br />
Perkiraan analisis budidaya bunga anggrek Dendrobium
dengan luas
lahan 1,25 m x 12 m; Untuk satu pohon/pot dapat
menghasilkan bunga
sebanyak 2–3 tangkai bunga dimana anggrek dalam pot mulai
berbunga
pada umur 3-5 bulan dan menjadi bunga potong pada umur 6–7
bulan dengan masa panen optimal 4 kali. Pada panen ke 2
s.d. ke
4 di atas umur 8 bulan; dalam satu tangkai bunga terdapat
10-15
kuntum bunga. Analisis dilakukan pada tahun 1999 di daerah
Bogor.
Harga 1 kuntum bunga mencapai harga Rp. 750,- sampai Rp.
1000,-.
<br />
<ol>
<li> Biaya produksi
<ol>
<li> Bibit
<ul>
<li> Bibit: 8 botol @ Rp. 40.000,- Rp. 320.000,-</li>
<li>Akar pakis: 5 ikat (42 lempeng /ikat) Rp.
75.000,-</li>
</ul>
</li>
<li>Perlengkapan
<ul>
<li> Arang: 80 kg @ Rp. 1.250,- Rp. 100.000,-</li>
<li>Pot ukuran 15 cm: 400 bh @ Rp. 750,- Rp.
4.500.000,-</li>
<li> Gandasil: 2 pak @ Rp. 7.500,- Rp. 15.000,-</li>
<li>Kerangka: 1 unit bambu Rp. 150.000,-</li>
</ul>
</li>
<li>Pupuk </li>
</ol>
<ul><ul>
<li> Furadan Rp. 20.000,-</li>
<li>Azodrin: 1 botol Rp. 12.500,-</li>
<li>Pupuk Urea: 5 kg @ Rp. 2.000,- Rp. 10.000,-</li>
<li>NPK: 2,5 kg @ Rp. 2.000,- Rp. 5.000,-</li>
</ul>
</ul>
</li>
<ul>
<li>Jumlah biaya produksi Rp. 5.207.000,-</li>
</ul>
<li>Pendapatan: 3 tangkai x 10 kuntum x 400 pot x Rp.750,-
Rp. 9.000.000,-</li>
<li>Keuntungan Rp. 3.793.000,-</li>
<li>Parameter kelayakan usaha : 1. Rasio output/input =
1,73</li>
</ol>
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis <br />
Dalam usaha anggrek ini sangat visibel dan modal akan
kembali dalam
waktu kurang lebih 8 bulan sejak penaman dan apabila
penjualan dimulai
dari sejak dalam botol, maka akan dapat mengurangi biaya
operasional.
Selain dari segi biaya modal, kebutuhan bunga potong dalam
negeri
per tahun untuk berbagai jenis anggrek diperkirakan
sekitar 5 juta
tangkai. Jumlah tersebut diluar adanya permintaan akan
kebutuhan
komoditi ekspor.<br />
11. STANDAR PRODUKSI<br />
11.1. Ruang Lingkup<br />
Standar meliputi klasifikasi, syarat mutu, cara
pengambilan contoh,
cara uji, syarat penandaan dan pengemasan.<br />
11.2. Diskripsi<br />
Standar mutu bunga angrek potong ini di Indonesia
tercantum dalam
SNI 01–3171– 1992.<br />
11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu<br />
Bunga angrek potongan antara lain terdiri dari 3 jenis
“Arathera
James Storie” yang digolongkan dalam empat jenis mutu,
“Arachin
Maggie Oie” dan “Oncidium Golden Shower” yang
masing-masing
digolongkan dalam tiga jenis mutu. <br />
<ol>
<li>a) Aranthera James Storie
<ol>
<li> Panjang tangkai: mutu I=75 cm; mutu II=67,5 cm;
mutu III=60
cm; cara uji dengan SP-SMP-287-1980.</li>
<li> Minimum jumlah bunga: mutu I=7; mutu II=6; mutu
III=6;
cara uji dengan organoleptik.</li>
<li> Minimum jumlah kuncup: mutu I=2; mutu II=2; mutu
III=2;
cara uji dengan organoleptik.</li>
<li> Minimum jumlah cabang: mutu I=3; mutu II=2; mutu
III=1
; cara uji dengan organoleptik.</li>
<li> Susunan bunga dalam tangkai: mutu I=lengkap; mutu
II=lengkap;
mutu III=lengkap; cara uji dengan organoleptik.</li>
<li> Bunga rusak karena serangga/jamur/mekanis: mutu
I=tidak
ada; mutu II=tidak ada; mutu III=tidak ada; cara uji
organoleptik.</li>
</ol>
</li>
<li> Arachnis Maggie Oei
<ol>
<li> Panjang tangkai: mutu I=60 cm; mutu II=42,5 cm;
mutu III=32,5
cm; cara uji dengan SP-SMP-287-1980.</li>
<li> Minimum jumlah bunga: mutu I=8; mutu II=8; mutu
III=8;
cara uji dengan organoleptik.</li>
<li> Minimum. jumlah kuncup: mutu I=2; mutu II=2; mutu
III=2;
cara uji dengan organoleptik.</li>
<li> Susunan bunga dalam tangkai: mutu I=lengkap; mutu
II=lengkap;
mutu III=lengkap; cara uji dengan organoleptik.</li>
<li> Bunga rusak karena serangga/jamur/mekanis: mutu
I=tidak
ada; mutu II=tidak ada; mutu III=tidak ada; cara uji
organoleptik.</li>
</ol>
</li>
<li> Onchidium Goldian Varientas Golden Shower
<ol>
<li> Panjang tangkai: mutu I=67,5 cm; mutu II=60 cm;
mutu III=35
cm; cara uji dengan SP-SMP-287-1980.</li>
<li> Minimum jumlah bunga: mutu I=7; mutu II=7; mutu
III=7;
cara uji dengan SP-SMP- 288-1980.</li>
<li> Minimum jumlah kuncup: mutu I=5; mutu II=5; mutu
III=5;
cara uji dengan SP-SMP- 288-1980.</li>
<li> Minimum jumlah cabang: mutu I=9; mutu II=7; mutu
III=27;
cara uji dengan organoleptik.</li>
</ol>
</li>
</ol>
11.4. Pengambilan Contoh<br />
Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan terkecil
dalam lot
dan contoh dengan rincian sebagai berikut:<br />
<ol>
<li> Contoh yang diambil 1, untuk jumlah kemasan terkecil
dalam
lot = 1 – 3. </li>
<li> Contoh yang diambil 3, untuk jumlah kemasan terkecil
dalam
lot = 4 – 25.</li>
<li> Contoh yang diambil 6, untuk jumlah kemasan terkecil
dalam
lot = 26 – 50.</li>
<li> Contoh yang diambil 8, untuk jumlah kemasan terkecil
dalam
lot = 51 – 100.</li>
<li> Contoh yang diambil 10, untuk jumlah kemasan terkecil
dalam
lot = 101 – 150.</li>
<li> Contoh yang diambil 12, untuk jumlah kemasan terkecil
dalam
lot = 151 – 200.</li>
<li> Contoh yang diambil 15, untuk jumlah kemasan terkecil
dalam
lot = 201 – lebih.</li>
</ol>
Sedangkan untuk petugas pengambil contoh adalah orang
yang telah
berpengalaman/dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan
dalam suatu
badan hukum.<br />
11.5. Pengemasan<br />
1) Cara pengemasan<br />
Pangkal tangkai bunga angrek potongan dimasukan ke dalam
tube berisi
cairan pengawet/dibungkus dengan kapas kemudian dimasukan
ke dalam
kantong plastik berisi cairan pengawet lalu dikemas dalam
kotak
karton/kemasan lain yang sesuai.<br />
2) Pemberian merek<br />
Pada bagian luar kemasan diberi tulisan: <br />
<ol>
<li> Nama barang/varietas anggrek.</li>
<li> Jenis mutu.</li>
<li> Nama atau kode produsen/eksportir.</li>
<li> Jumlah isi.</li>
<li> Negara/tempat tujuan.</li>
<li> Produksi Indonesia.</li>
</ol>
12. DAFTAR PUSTAKA<br />
<ol>
<li> Osman, Fiyanti, Indah Prasasti (1989) Anggrek
Dendrobium, Jakarta
Penebar Swadaya IKAPI 219 hal.</li>
<li> Tim Red. Trubus (1997) Jakarta. Anggrek Potong
Penebar Swadaya
34 hal.</li>
<li> Agribisnis Tanaman Hias, F.Rahardi, Sri Wahyuni, Eko
M. Nurcahyo,
Penerbar Swadaya 1993</li>
<li> Budidaya Tanaman Anggrek – Departemen Pertanian 1987,
63 hal.</li>
<li> Merawat Anggrek , Sutarni M. Soeryowinoto, Penerbit
Yayasan
Kanisius, 87 hal. </li>
</ol>
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di
Perdesaan, BAPPENAS</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09400728733799278176noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1008948721797158768.post-5012478423960312942013-01-28T02:23:00.002-08:002013-01-28T02:23:11.908-08:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span class="userContent">1 Anggrek, Siapa yang tidak
mengenalnya? Variasi bunganya bermacam – macam, dan sasoknya cantik
mempesona. Eksistensinya sebagai tanaman hias di Indonesia sudah cukup
lama. Anggrek sudah dikenal sejak 200 tahun lalu dan sejak 50 tahun
terakhir mulai dibudidayakan secara luas. Saat ini dengan perkembangan
teknologi, lahir silangan-silangan anggrek yang lebih indah.<br /> <br />
Anggrek mempunyai va<span class="text_exposed_hide">...</span><span class="text_exposed_show">riasi jenis cukup banyak, baik yang species
maupun hibrida. Masing-masing jenis memerlukan perlakuan yang berbeda
pula. TAK KENAL MAKA TAK SAYANG. Jangan sampai para kolektor, hobiis,
atau Anda yang sekedar suka, tidak mengenal karakter anggrek yang di
banggakan. Bukan tidak mungkin akan kecewa. Ketika didapati anggrek
tersebut layu atau mati tanpa diketahui penyebabnya.<br /> <br /> Tanaman
anggrek mempunyai bentuk pertumbuhan yang berbeda-beda, hal ini
digolongkan menjadi 2 bagian; yaitu :<br /> <br /> 1. Monopodial<br /> <br />
Anggrek tipe ini hanya memiliki satu batang dan satu titik tumbuh.
Daun-daun baru selalu tumbuh dari ujung batangnya.<br /> <br /> Contoh :
Phalaenopsis, Vanda.<br /> <br /> 2. Simpodial<br /> <br /> Batang memiliki
lebih dari satu titik tumbuh. Titik tumbuh ditandai oleh munculnya
tunas baru disekitar batang utama. Anggrek ini bila dewasa akan
membentuk rumpun. Anggrek Dapat diperbanyak dengan cara split, stek
batang dan biji.<br /> <br /> Contoh : Dendrobium, cattleya, Oncidium,
Cymbidium<br /> <br /> Berdasarkan habitatnya (tempat tumbuhnya)
tanaman anggrek dibedakan menjadi 4 kelompok sebagai berikut :<br /> <br /> <br /> a. Anggrek Epifit<br /> <br /> Anggrek yang tumbuh menumpang
pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan naungan
dari cahaya matahari, akar anggrek menyerap makanan dari air hujan,
kabut dan udara disekitarnya<br /> <br /> Contoh : Dendrobium, Cattleya,
Phalaenopsis, Oncidium<br /> <br /> b. Anggrek Saprofit<br /> <br /> Anggrek
yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering serta
membutuhkan sedikit cahaya matahari.<br /> <br /> Contoh : Goodyera sp.<br />
<br /> c. Anggrek Terestrial<br /> <br /> Anggrek yang tumbuh ditanah dan
membutuhkan cahaya matahari langsung, itulah sebabnya anggrek jenis ini
disebut anggrek tanah<br /> <br /> Contoh : Spataglotis, Arachnis, Vanda<br />
<br /> d. Anggrek Litofit<br /> <br /> Anggrek yang tumbuk pada
batu-batuan atau tanah berbatu dan tahan terhadap matahari penuh.
Anggrek ini mengambil makanan dari air, hujan, udara, humus dan bagian
tubuhnya yang telah mati<br /> <br /> Contoh : Paphiopedilum</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEji2cEcfEygVSjgMC_doj8xBD7xoBK8s3YSQQZZRfy4T1k-___jFxh8WCc6l99EW9sZPskwIkq6TkSadhV-PTUHv_685lkVmVv92RmCT-CM14Q3htNuEYhFqvRBn2FLvJGnQcJiezZ83hc/s1600/kkkl.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEji2cEcfEygVSjgMC_doj8xBD7xoBK8s3YSQQZZRfy4T1k-___jFxh8WCc6l99EW9sZPskwIkq6TkSadhV-PTUHv_685lkVmVv92RmCT-CM14Q3htNuEYhFqvRBn2FLvJGnQcJiezZ83hc/s320/kkkl.jpg" width="248" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhspB78rAiRlpsIf4RTB-6WEORuR0m4eg2qDxi60AYsHTGjDq77djO_91BIC0ylALvBOzMRTQfUI2l3L-6l8T_cSbIOBduuhRy5fiKJsMs4PXhnI9O1_jxbiodeg1LVxn9ZdGEQbLc8XBE/s1600/wantri.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhspB78rAiRlpsIf4RTB-6WEORuR0m4eg2qDxi60AYsHTGjDq77djO_91BIC0ylALvBOzMRTQfUI2l3L-6l8T_cSbIOBduuhRy5fiKJsMs4PXhnI9O1_jxbiodeg1LVxn9ZdGEQbLc8XBE/s320/wantri.jpg" width="248" /></a></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09400728733799278176noreply@blogger.com0